[i]
Sebuah stesen radio Jerman, DW, edisi Indonesia, pernah mengutip pandangan saya sewaktu stesen TV al-Jazeera bercadang membuka pejabatnya di Kuala Lumpur. Transkrip laporan radio itu diterbitkan di laman web DW pada 3 April 2006. Teks lengkap seperti di bawah:
Stasiun televisi Arab Al Jazeera yang bermarkas di Doha, Katar, akan memulai siaran internasionalnya, pertengahan 2006.
Rencana perluasan stasiun televisi Arab Al Jazeera menjadi stasiun internasional dengan bahasa Inggris mengundang kontroversi. Tapi, sejumlah pengamat media menilainya positif. Ada pandangan, sebagai stasiun siaran yang mengudara dari sebuah negara kecil di Timur Tengah, Al Jazeera tidaklah dibebani tekanan untuk menyiarkan berita dari perspektif tertentu. Seperti yang diungkapkan pengamat media TV Indonesia Veven Wardana:
Veven Wardana: “Munculnya siaran Al-Jazeera diharapkan dapat menjadi penyimbang perspektif. Jadi anggaplah siaran saat ini lebih banyak dari perspektif ’barat’, Al Jazeera ini dari sisi yang berbeda, sehingga dapat memberi informasi beragam bagi publiknya.”
Masalahnya, di Timur Tengah, Al Jazeera justru bermasalah karena pemberitaannya dinilai bias. Stasiun televisi yang berdiri tahun 1996 itu awalnya dielu-elukan sebagai tonggak kebebasan pers di Timur Tengah. Tapi, karena pemberitaan yang dinilai provokatif, misalnya saat meliput perang Irak, atau pemberitaan yang terlalu kritis terhadap pemerintah sejumlah negara Timur Tengah, Al Jazeera berulang kali dikecam dan bahkan menghadapi ancaman pembredelan. Wartawan Malaysia Fathi Aris Omar menilai, kontroversi bias media adalah hal yang wajar:
Fathi Aris Omar: “Semua media ada kepentingan dan kecondongan masing-masing, walau idealnya semua media harus objektif, harus fair dan balanced, namun dalam media bisnis hal itu sudah diperhatikan dan diperhitungkan.”
Saluran berita Al Jazeera International akan menyiarkan berita 24 jam sehari, 12 jam dari Doha, Katar dan masing-masing empat jam dari studio di London, Washington dan Kuala Lumpur.
Menurut Nigel Parsons, redaktur pelaksana Al Jazeera International, Kuala Lumpur terpilih sebagai lokasi studio regional karena di sana tersedia banyak tenaga kerja berbahasa Inggris dan biaya pengoperasian terhitung murah. Tapi, dapatkah Malaysia mentolerir standar jurnalisme ala Al Jazeera? Malaysia punya reputasi buruk dalam pengawasan ketat terhadap media. Tentang ini, Fathi Aris Omar:
Fathi Aris Omar: “Misalnya CNN, ada beberapa pengalaman, laporan-laporan CNN itu disensor atau dipersulit penayangannya, khususnya saat krisis politik beberapa tahun lalu.”
Menurut Fathi Aris Omar, selama pemberitaan Al Jazeera tidak menyentuh politik domestik atau kebijakan dalam negeri Malaysia, kemungkinan besar siaran Al Jazeera tidak bermasalah. Lebih-lebih karena Al Jazeera seakan muncul sebagai tandingan bagi dominasi media barat. Siaran perdana Al Jazeera Bahasa Inggris yang akan berlangsung pertengahan tahun ini, diperkirakan mencapai 30 sampai 40 juta rumah tangga di seluruh dunia. (reu/zer)
[ii]
Al-Jazeera bukti kebebasan akhbar negara: Zainuddin
19-05-2006 08:14:25 PM
KUALA LUMPUR: Pembukaan hub Al-Jazeera International untuk rantau Asia di sini membuktikan keyakinan dunia kewartawanan antarabangsa terhadap kebebasan media di negara ini, kata Menteri Penerangan Datuk Zainuddin Maidin.
Zainuddin berkata beliau dimaklumkan Al-Jazeera sebelum memilih Malaysia sebagai satu daripada lokasi untuk empat hubnya telah menjalankan kajian yang mendalam di beberapa buah negara.
"Akhirnya mereka memilih Kuala Lumpur atas pelbagai sebab termasuk kebebasan akhbar, kestabilan ekonomi dan politik dan lain-lain lagi," katanya kepada pemberita selepas menerima kunjungan Pengarah Urusan Al-Jazeera Network Wadah Khanfar di pejabatnya di sini hari ini.
Turut hadir pada pertemuan itu ialah Pengarah Berita Al-Jazeera International Steve Clark, wakil mereka di Malaysia Sohaib Jassim, Pengurus Besar Bernama Datuk Syed Jamil Syed Jaafar dan Setiausaha Bahagian Perhubungan Awam Kementerian Penerangan Resat Salleh.
Zainuddin berkata: "Al-Jazeera merupakan satu agensi berita bertaraf dunia yang setaraf dengan CNN dan BBC dan pembukaan pejabat mereka di sini merupakan sesuatu yang positif untuk negara kita."
"Walaupun mungkin mereka akan melaporkan perkara yang baik ataupun buruk, tetapi apa yang lebih penting bagi negara kita ialah wartawan asing akan bertugas di negara kita, dan ini akan membantu mereka untuk memahami Malaysia yang sebenarnya," katanya.
Zainuddin berkata, Malaysia mempunyai banyak perkara yang positif termasuklah dalam soal keharmonian antara kaum, kebebasan beragama, pembangunan ekonomi dan juga masyarakat, dan semua itu menjadi tarikan kepada agensi berita itu untuk datang ke sini.
Katanya, pembukaan pejabat di Kuala Lumpur bukanlah suatu perkara yang remeh tetapi sebaliknya memerlukan perbelanjaan yang besar, dan tentunya pihak terbabit tidak akan datang ke sini kalau tidak mendapat maklumat yang menyakinkan.
"Pembukaan ini juga secara tidak langsung mampu untuk merealisasikan hasrat kerajaan untuk menjadikan Kuala Lumpur sebagai hub media dan menambahkan lagi jumlah media asing yang beroperasi di negara ini," katanya.
Al-Jazeera International dijangka akan memulakan operasinya di Kuala Lumpur bulan depan dan akan menyiarkan berita terutamanya mengenai Malaysia, empat jam sehari.
Berita dalam bahasa Inggeris itu akan dipancarkan dari Kuala Lumpur ke ibu pejabat Al-Jazeera di Doha sebelum dipancarkan ke seluruh dunia.
Zainuddin juga berkata, Al-Jazeera telah menawarkan untuk memberikan latihan kepada para wartawan Malaysia di pejabat mereka di sini dan beliau telah menerima tawaran itu dengan baik.
Katanya latihan itu mampu untuk meningkatkan lagi pengetahuan para wartawan tempatan serta mampu membantu memperbaiki lagi mutu penulisan dan laporan yang dibuat oleh mereka.
"Al-Jazeera mempunyai ramai wartawan daripada pelbagai bangsa dan keturunan yang mempunyai pengalaman luas dalam liputan berita, saya percaya latihan yang ditawarkan ini adalah berlainan daripada apa yang diadakan di negara ini.
"Ini secara tidak langsung tentunya akan membantu meningkatkan lagi keupayaan wartawan-wartawan di negara ini," katanya. BERNAMA
Sunday, December 09, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
itu maiden sula silap cakap...tara pandai cakap inggeris...sekarang byk mara sama al jazeera...dulu juga ada puji2..apara..
Post a Comment